Minggu, 22 Maret 2015

                                                     

Keindahan Kota Bekasi

Bekasi merupakan sebuah kota besar dengan peringkat empat dalam lingkup megapolitan Jabodetabek di Indonesia yang terletak di provinsi Jawa Barat. Kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta Timurdi bagian barat ini merupakan kota yang memiliki akses jalan yang cukup baik untuk dikunjungi oleh warga ibukota. Kemegahan kota Bekasi yang terus dibangun menjadi daya pikat tersendiri bagi kaum urban serta industri untuk berpindah menuju kota besar ini.
Bekasi merupakan kota yang menjanjikan beragam tempat wisata yang dapat anda dinikmati bersama orang-orang tersayang dengan sentuhan yang cukup modern selayaknya sebuah kota besar. Tempat wisata di Bekasi memiliki variasi pilihan, baik yang bertemakan alami atau modern. Beberapa tempat wisata yang menarik di Bekasi meliputi.
Taman Buaya Indonesia Jaya
Taman Buaya Indonesia Jaya
Taman Buaya Indonesia Jaya adalah salah satu tempat wisata alam di Bekasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan hanya membayar biaya tiket masuk sebesar Rp 20.000 saja pengunjung sudah dapat melihat lebih dari 500 ekor buaya yang sedang ditangkarkan. Di penangkaran ini pengunjung dapat melihat secara langsung fase kehidupan buaya, dari yang masih berwujud telur, buaya kecil sampai buaya-buaya yang sudah dewasa. Setiap hari minggu pengunjung juga diajak untuk menyaksikan berbagai atraksi berbahaya yang melibatkan buaya-buaya dalam penangkaran. Anda bisa mengunjungi taman buaya ini di Jl. Suka Ragam, Serang, Bekasi.
Waterboom Lippo Cikarang
Waterboom
Daya tarik tempat wisata di Bekasi diperkuat dengan adanya Waterboom Lippo Cikarang. Waterboom ini merupakan salah satu wahana air yang cukup besar di daerah Bekasi. Waterboom ini menjanjikan kesenangan bermain air dengan berbagai wahana yang dapat dipilih pengunjung  dari berbagai usia karena waterboom ini memiliki beragam pilihan kolam yang dirancang untuk usia tertentu. Wisata air dengan biaya masuk sebesar Rp 45.000 ini memiliki seluncuran setinggi 16 meter sebagai maskot utama. Anda dapat berkunjung ke Waterboom Lippo Cikarang ini di alamat Jl. Madiun Kav.115 Lippo Cikarang, Bekasi.
Pantai Muara Gembong
Pantai Muara Gembong
Pantai Muara Gembong yang terletak di Desa Pantai Sederhana, Muaragembong merupakan salah satu pantai yang unik sebagai tempat wisata di bekasi karena terdapat hutan bakau di bagian utara. Di pantai ini terdapat banyak tambak udan dan ikan yang dibuat oleh penduduk lokal pantai Muara Gembong. Pantai ini juga dijadikan sebagai tempat cagar alam untuk beberapa hewan yang perlu dilestarikan seperti lutung hitam serta buaya rawa. Bagi anda yang sedang mencari tempat wisata murah di Bekasi, pantai ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif tujuan anda.
Hutan Kota Bekasi
Hutan Kota Bekasi
Hutan Kota Bekasi berada di daerah Margahayu, Bekasi Selatan. Hutan kota yang dibuka pada akhir tahun 2012 ini cukup banyak diminati warga untuk mengisi libur di akhir pekan. Kebanyakan pengunjung yang datang membawa serta keluarga terutama anak-anak dan memberikan kesempatan bermain seperti bersepeda atau hanya untuk lari-lari sepuas hati anak. Tempat wisata di Bekasi ini dikelilingi oleh pohon yang rindang dan ditambah dengan adanya penangkaran burung merpati serta burung kutilang.
Beberapa tempat wisata di Bekasi di atas mampu menjanjikan kepuasan berwisata kepada wisatawan yang berminat menjajakinya. Letak yang strategis membuat Bekasi menjadi salah satu tujuan yang mudah di tempuh bagi wisatawan asal Jakarta. Jarak yang tidak terlalu jauh memungkinkan tempat wisata di Bekasi dijadikan sebagai tujuan setiap akhir pekan oleh warga Jakarta. Cukup disayangkan jika akhir pekan anda dihabiskan tanpa diisi untuk menjalin kebersamaan dengan keluarga. Wisata di Bekasi memiliki daya tarik yang cukup baik untuk dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata bersama keluarga anda.

Minggu, 15 Maret 2015

sejarah bekasi

sejarah kota bekasi


SEJARAH SINGKAT KOTA BEKASI

(Abad ke-3 – Abad ke-10 Masehi)
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.
(Abad ke-10 – Abad ke 19 Masehi)
Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir. Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad ke-8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).
(Abad ke-19 Masehi – Sekarang)
Sejarah Sebelum Tahun 1949 Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina. Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.
Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede). Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.
Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut : Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto “SWATANTRA WIBAWA MUKTI”.
Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.
Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 – 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997) Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang “Kota”) melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998). Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 – 2008).
@CeritaBekasi